Tweet |
Mata Kuliah : Studi Masyarakat Indonesia
Judul : Indonesia Sebagai Masyarakat
Majemuk
Jumlah : 8 halaman
Tingkat : Pelajar/Mahasiswa/Umum
Kode :
Download:
INDONESIA SEBAGAI
MASYARAKAT MAJEMUK
Masyarkat
majemuk terbentuk dari dipersatukan masyarakt-masyarakat suku bangsa oleh
system nasional yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah
bangsa dalam wadah Negara. Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang
tergolong.
Indonesia
ditinjau dari aspek manapun merupakan sebuah bangsa yang majemuk. Ini terlebih
jika dikontraskan dengan bangsa-bangsa lain seperti jepang, korea, Thailan, ataupun Anglo Saxon
(Inggris). Kemajemukan ini tampak dalam manifestasi kebudayaan bangsa Indonesia
yang tidak ‘satu”. Budaya Indonesia
dapat dengan mudah dipecah ke dalam budaya jawa, Sunda, Batak, Minangkaau, atau
pun toraja.
Kemajemukan
juga termanifestasi dalam masalah agama, lokasi domestic, tingkat ekonomi,
ataupun perbedaan-perbedaan sikap politik. Sikap politik, secara khusus, paling
mudah menampakkan diri ke dalam bentuk partai-partai politik yang bervariasi
dan hidup berkembang di bumi Indonesia.
Keanekaragaman
Kultur Indonesia
Yaitu mengkaji
mengenai masyarakat majemuk ini signifikan terutama didalam masyarakat yang
memang terdiri atas aneka pelapisan sosial dan budaya yang satu sama lain
saling berbeda. Maka dari itu Indonesia
mengembangkan slogan Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu).
Slogan ini bersifat filosofis- politis. Oleh sebab itu tanpa adanya unsur
pemersatu, akan mudah kiranya memecah belah kohesi untuk masyarakat yang
mendalami sekujur kepulauan nusantara ini.
Mengenai
keanekaragaman kultur ini, Bhikhu Parekh membedakannya menjadi 3 yaitu :
1.
Keanekaragaman Subkultural adalah
sutu kondisi dimana para anggota masyarakat memiliki satu kebudayaan umum yang
luas dianut.
2.
Keanekaragaman Perspektif adalah
suatu kondisi dimana beberapa anggota masyatakat sangat krisis terhadap
beberapa prinsip atau nilai-nilai sentral kebudayaan yang berlaku dan berusaha
untuk menyatakannya kembali disempanjang garis kelompok yang sesuai.
3.
Keanekaragaman Manual adalah suatu
kondisi sebagian besar masyarakat yang mencakup beberapa komunitas yang sadar
diri dan terorganisasi dengan baik.
J.S. Furnivall termasuk orang yang
pertama kali menyebut Indonesia
selaku bangsa majemuk. Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat di mana
sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi
bagian-bagiannya adalah sedfemikian rupa, sehingga para anggota masyarakat
kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan, kurang
memiliki homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk
saling memahami satu sama lain.4
Ciri dari masyarakat majemuk adalah
secara structural memiliki sub-sub kebudayaan yang bersifat diverse. Ia kurang
mengalami perkembangan dalam hal sistem nilai atau consensus yang disepakati
oleh seluruh anggota masyarakat. Kurang pula ditandai oleh berkembangnya sistem
nilai dari kesatuan-kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya dengan
penganutan para anggotanya masing-masing secara tegar dalam bentuknya yang
relatif murni serta oleh sering timbulnya konflik-konflik sosial, atau
setidak-tidaknya oleh kurangnya integrasi dan saling ketergantungan di antara
kesatuan-kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya.
Bagi seorang ahli Indonesia lain,
Clifford Geerts, masyarakat majemuk adalah masrakat yang terbagi-bagi ke dalam
sub-sub system yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, dalam mana
masing-masing subsistem terikat ke dalam ikatan-ikatan yang bersifat primodial.
Hal yang menarik kemudian dinyatakan
Pierre L. van den Bergehe seputar ciri dasar dari masyarakat majemuk ini, yaitu
:
1. Terjadinya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok seringkali
memiliki subkebudaya yang berbeda satu sama lain.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga
yang bersifat nonkomplementer.
3. Kurang mengembangkan konsensus di antara anggotanya terhadap
nilai-nilai yang bersifat dasar.
4. Secara relative seringkalo mengalami konflik-konflik di antara kelompok
yang satu dengan kelompok yang lain.
5. Secara relatif integrasi social tumbuh di atas paksaan (coercion) dan
saling ketergantungan di dalam bidang ekonomim, serta
6.
Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok
atas kelompok yang lain.
Masyarakat majemuk biasanya
tersegmentasi ke dalam kelompok yang punya subkebudayaan yang saling berbeda.
Ini mirip seperti yang diutarakan Bhikhu Parekh tentang Keanekaragaman Subkultur,
Keanekararagaman Perspektif, dan Keanekaragaman Komunal. Misalkan saja,
kultur-kultur masyarakat pesisir pantai Indonesia yang terbuka relative
berbeda dengan kultur-kultur masyarakat pedalaman (pegunungan). Ini belum lagi
ditambah dengan kultur-kultur etnis (Sunda, Batak, Jawa, Makassar) yang
memiliki “way of life” spesifik yang berbeda satu dengan…..Read
More
www.kampussaya.com