Tweet |
Mata Kuliah : -
Judul : Nilai Shadaqah dan Infaq
Jumlah : 6 halaman
Tingkat : Pelajar/Mahasiswa/Umum
Kode :
Download:
Gambaran Isi:
Assalamu’Alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَة وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
Kaum muslimin-muslimat rahimakumullah.
Tiada kata-kata yang layak kami ucapkan mengawali pengajian ini kecuali ucapan rasa syukur kehadirat Allah Swt., yang dengan segala nikmat karunia-Nya, rahmat, taufiq, danhidayah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada kita. Sehingga pada saat ini dapat mengantarkan kit abersama untuk bersilaturrahmi, bermuwajjahah, berta’aruf dan bermujalasah di tempat yang diberkahi Allah ini dalam rangka Pengajian Rutin dengan sehat wal afiyat tiada suatu halangan apaun.
Shalawat dan salam semoga tetap atas junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabatnya.
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia
Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk berbuat kebajikan yang tidak ada putus-putusnya kepada sesame-nya, dalam bentuk pengorbanan harta benda, berderma dan bershadaqah kepada siapaun. Islam ditegakkan dan berkembang bukan atas kikir dan menahan harta benda. Oleh karena itu islam menasehatkan kepada setiap muslim agar menyambut goongan berderma dan segi-segi kebajikan yang tidka ada putus-putusnya, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupn yagn tersembunyi. Itulah sendi ajaran islam yang dimilikinya, untuk berdema dan bershadaqoh, sebagai perwujudan tanda syukur kepada Allah yang telah memberi karunia-Nya.
Allah swt, berfirman :
úïÏ%©!$# šcqà)ÏÿYムOßgs9ºuqøBr& È@øŠ©9$$Î/ Í‘$yg¨Z9$#ur #vÅ™ ZpuŠÏRŸxtãur óOßgn=sù öNèdãô_r& y‰YÏã öNÎgÎn/u‘ Ÿwur ê’öqyz óOÎgø‹n=tæ Ÿwur öNèd šcqçRt“óstƒ ÇËÐÍÈ
Artinya : Orang-orang yang menafkahkan hartanya dimalam dan siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka akan dapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqarah : 274).
Setiap muslim hendaknya berhemat dalam mengeluarkan hartanya untuk memenuhi kepentingan hidupnya agar hartanya tidak habis begitu saja. Sebab ia berkewajiban mengajak orang lain dalam menikmati dan memanfaatkan harta yang Allah karuniakan kepadanya. Kekayaan hendaknya kita gunakan membantu kepentingan umum, menolong fakir miskin, dan ikut meringakan penderitaan orang-orang yang susah dan tidak mampu.
Rasulullah saw. bersabda:
يَابْنَ أَدَمَ إِنَّكَ أَنْ تَبْذُلَ الْفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ وَأَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ وَلاَ تُلاَمُ عَلىَ كَفَافٍ وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى.
Hai anak Adam, kalau engkau menderakan kelebihanmu, itu lebih baik bagimu, dan apabila engkau tahan saja, itu berbahaya bagimu. Dan engkau tidak tercela atas kesederhanaan dan dahulukan orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Dan tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan yang dibawah (yang menerima). (HR. Muslim).
Kaum Muslimin yang berbahagia
Termasuk seutama-utama nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya adalah lapang rizki. Dan sebaik-baik harta adalah harta yang dapat menjaga seorang manusia dari minta-minta. Barangsiapa yang mengetahui harga diri, hendaklah giat berusaha untuk memperoleh harta yang dapat menjaga martabat dirinya dan menghindarkan dari minta-minta. Selanjutnya hendaklah kita mau membelanjakan harta yang kita peroleh itu pada jalan-jalan kebaikan, dan Rasulullah saw mendorong kita untuk mau menyedekahkan harta kepada orang-orang yang membutuhkannya. Dan pemberian itu dimulai dari orang yang menjadi tanggungan kita kemudian kerabat-kerabat kita sehingga pahalanya lebih berlipat ganda.
Allah melarang emboroskan harta dan memerintahkan agar membrikan harta kepada kaum kerabat dan fakir miskin. Karena orang yang mubadzir (tidak mengeluarkan harta yang berguna) adalah perusak yang bodoh, tidak punya perhitungan, menyia-nyiakan harta pada keinginan nafsu tertentu. Bagaiman orang-orang yang semacam ini bisa membayar kan hak yang telah menjadi kewajibannya.
Allah swt berfirman :
ÏN#uäur #sŒ 4’n1öà)ø9$# ¼çm¤)ym tûüÅ3ó¡ÏJø9$#ur tûøó$#ur È@‹Î6¡¡9$# Ÿwur ö‘Éj‹t7è? #·ƒÉ‹ö7s? ÇËÏÈ ¨bÎ) tûïÍ‘Éj‹t6ßJø9$# (#þqçR%x. tbºuq÷zÎ) ÈûüÏÜ»u‹¤±9$# ( tb%x.ur ß`»sÜø‹¤±9$# ¾ÏmÎn/tÏ9 #Y‘qàÿx. ÇËÐÈ
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan ornag yag dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborosan-permborosan itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalaha sangat ingkar pada Tuhannya. (Al-Isra’: 26-27).
Sebetulnya murah hati dan dermawan itu dapat dipelajari, tentu saja dengan membiasakan dari sejak kecil serta meniru tingkah laku yang diamalkan Rasulullah saw. Dengan demikian akan bertahan di dalam hati sanubari bahwa apa yang telah didermakan itu bukanlah sia-sia, sebab Rasulullah saw, sendiri telah mengamalkan. Seandainya apa yang telah didermakan itu sia-sia tidak mendapat dari Allah, pastilah beliau tidak melakukannya serta mengajurkan kepada umatnya untuk berbuat demikian. Dengan cara demikian, akhirnya sifat kikir akan terkikis habis dari jiwa seseorang dan berganti dengan sifat kedermawaan.
Tidak ada yang paling dermawan didunia ini kecuali Rasulullah saw. Sejak kecil beliau telah membiasakan berlaku murah hati dan dermawan. Sewaktu kawin dengan Khadijah yaitu seorang janda yang kaya raya, beliau tidak latah menggunakan harta istrinya untuk berfoya-foya. Sebaliknya harta itu dipergunakan untuk menyatuni fakir miskin, membantu orang-orang yang lemah ekonominya dan sebagai bekal untuk beribadah di Goa Hira. Setelah diangkat menjadi Nabi, harta beliau pergunakan untuk memperjuangkan agama Islam.
Dan masih banyak lagi contoh-contoh kedeemawanan Rasulullah saw, yang perlu kita tiru. Lagi pula tiada ruginya orang bermurah hati. Karena sesuatu yang kita…..Read More