Tweet |
Mata Kuliah : Desain Pembelajaran
Judul : Melakukan Analisis Instruksional
Jumlah : 17 halaman
Tingkat : Pelajar/Mahasiswa/Umum
Kode :
Download:
Gambaran Isi:
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan instruksional adalah suatu strategi yang efektif dan efisien untuk memecahkan suatu masalah agar tercapai. Tidak sedikit pengembang instruksional termasuk pengajar melompatk dati TIU ke penulisak TIK, tes, atau pelajar tanpa melalui analisis instruksional, sehingga menghasilkan kegiatan instruksional yang tidak sistematis.
Implikasi proses pengembangan instruksional yang melompat seperti itu antara lain adalah :
1. Daftar TIK yang telah disusun tidak konsisten dengan TIU-nya.
Daftar TIK tersebut mungkin tidak lengkap atau berlebihan. Disamping itu, kemampuan yang ada dalam setiap TIK belum tentu mengacu kepada kemampuan yang terdapat dalam TIU.
2. Materi tes tidak terperinci karena hanya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bersifat umum atau akhir. Kemampuan mahasiswa di tengah proses belajar tidak dapat diukur dengan teliti sehingga pengajar tidak dapat memberikan pengajaran remedial yang tepat bagi mahasiswa yang sebenarnya masih ketinggalan atau pemberian bahan pengayaan bagi mahasiswa yang telah lebih dahulu maju.
3. Urutan isi pelajaran kurang sistematis.
4. Titik berangkat materi pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan awal mahasiswa.
5. Cara pengujian tidak sesuai dengan karakteristik mahasiswa.
Sebelum menulis TIK, pengembangan instruksional, harus melakukan tiga langkah yaitu : melakukan analisis instruksional, mengidentifikasi perilaku awal mahasiswa, dan merumuskan tujuan instruksional. Keterampilan melakukan analisis instruksional ini sangat penting artinya bagi kegiatan instruksional, karena pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diberikan lebih dahulu dari yang lain dapat ditentukan dari hasil analisis instruksionalnya secara bertahap menuju pencapaian TIU. Ini berarti pengajar terhindar dari pemberian isi pelajaran yang tidak relevan dengan TIU.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Instruksional
Analisis instruksional adalah proses penjabaran prilaku umum menjadi prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.
Dari sasaran kedudukan perilakua khusus yang dilakukan lebih dahulu dari perilaku yang lain karena berbagai hal seperti : kedudukannya sebagai perilaku prasyarat, perilaku yang menurut urutan gerakan fisik berlebihan. Dahulu, perilaku yang menurut proses psikologis muncul lebih dahulu atau secara kronologi terjadi lebih awal.
Dengan melakukan analisis instrusional, akan tergambar susunan prilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Baik jumlah maupun susunan prilaku tersebut akan memberikan keyakinan kepada pengajar bahwa prilaku umum yang tercantum dalam TIU dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain, melalui tahap perilaku-perilaku khasus tertentu mahasiswa akan mencapai perilaku umum.
2.2 Empat Macam Struktur Perilaku
Bila perilaku umum diuraikan menjadi perilaku khusus akan terdapat empat macam susunan yaitu hierarki procedural pengelompokkan, dan kombinasi.
1. Struktur Herarki
Struktur perilaku yang hierarki adalah keadaan dua prilaku yang menunjukkan, bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Contohnya dalam suatu kurikulum, mata pelajaran A biasa disebut mata pelajaran prasyarat untuk mengikuti pelajaran B. tampa lulus mata pelajaran A lebih dahulu mahasiswa tersebut tidak boleh dan tidak mungkin langsung mempelajari mata pelajaran B.
Contoh :
Kedudukan perilaku mengambil keputusan terhadap perilaku menganalisis alternative pemecahan masalah. Perilaku mengambil keputusan untuk memecahkan masalah tertentu hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai cara melakukan analisis alternative yaitu teknik membandingkan berbagai alternative memecahkan masalah dari berbagai segi seperti segi efisiensi dan efektivitas.
2. Struktur Prosedural
Struktur perilaku procedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seni urutan penampilan prilaku, tetapi tidak ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain, walaupun kedua perilaku khusus itu harus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan suatu perilaku umum, tetapi setiap perilaku itu dapat dipelajari secara terpisah. Contohnya :
Dalam mengetik dengan menggunakan mesin tik biasa, sedikitnya ada tiga perilaku khusus yang terstruktur secara procedural :
![]() |
Seorang mahasiwa tidak harus menguasai cara memasukkan kertas ke dalam mesin tik lebih dahulu untuk dapat menghentakkan jari ke keyboard karena ke dua kegiatan tidak tersusun secara hierarkikal.
Tetapi dalam suatu seri kegiatan mengetik perilaku yang muncul secara berurutan adalah memasukkan kertas ke dalam mesin, mengatur margin dan spasi, kemudian menghentakkan jari ke keyboard.
Perilaku-perilaku yang tersusun secara procedural dilukiskan kotak-kotak yang berderet ke samping dan dihubungkan dengan garis horizontal.
Dengan demikian bila perilaku-perilaku tersebut di lukiskan dalam suatu bagan, akan mudah dibedakan dari perilaku-perilaku yang tersusun secara hierarikal yang tampak dihubungkan dengan garis vertical.
3. Struktur Pengelompokkan
Disamping perilaku-perilaku khusus yang dapat diurut sebagai hierarkikal dan procedural, teradapat perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara yang satu dan yang lain, walaupun semuanya berhubungan.
Dalam keadaan seperti itu garis penghubung antara perilaku khusus yang satu dengan yang lain tidak diperlukan sebagai contoh Perilaku dalam permainan bola sodok (bilyard) Struktur Kombinasi
Suatu perilaku bila diuraikan menjadi perilaku khusus sebagian tersebut akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hierarkik perilaku memperkirakan seberapa keras bola harus disodok(C), Mempersyaratkan setidaknya dua perilakulain, yaitu: …..Read More
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Langkah kedua dalam MPI (Model Pengembangan Instruksional) adalah Analisis instruksional, yaitu kegiatan menjabarkan prilaku umum menjadi prilaku yang lebih kecil atau spesifik serta mengidentifikasi hubungan antara prilaku spesifik yang satu dan prilaku spesifik yang lain. dengan melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan prilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir.
Tujuan instruksional adalah suatu strategi yang efektif dan efisien untuk memecahkan suatu masalah agar tercapai. Tidak sedikit pengembang instruksional termasuk pengajar melompatk dati TIU ke penulisak TIK, tes, atau pelajar tanpa melalui analisis instruksional, sehingga menghasilkan kegiatan instruksional yang tidak sistematis
Bila prilaku umum diuraikan menjadi prilaku khusus akan terdapat empat macam susunan, yaitu hierarkikal, procedural, pengelompokan dan kombinasi. Konsep yang digunakan MPI dalam proses penjabaran prilaku umum menjadi prilaku khusus tidak berorientasi pada suatu taksonomi prilaku tertentu, seperti penggunaannya dalam analisis instruksional yang telah didemonstrasikan oleh Gagne dan Brigs (1979) dan Dick dan Carey (1985) ternyata sangat samar dan terlalu rumit.
Proses menganalisis yang digunakan oleh MPI didasarkan pada berpikir logis, analitis, dan sistematis. contoh- contoh yang digunakan sangat sederhana untuk menghindarkanpembaca dari perasaan sulit.