Pengaruh Authisme dalam Kegiatan Belajar


Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan
Judul: Pengaruh Authisme dalam Kegiatan Belajar
Jumlah: 18 halaman
Tingkat: Pelajar/Mahasiswa/Umum
Kode: ~

Download:
========================================================
Gambaran Isi:
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seorang anak berlari-lari dengan riangnya kesana kemari. Dengan wajah ceria ia bolak-balik mematikan kenop lampu yang ada di ruangan rumahnya. Teriakan dan larangan ibu sama sekali tidak dihiraukannya, seakan-akan ia tidak mendengar suara panik sang ibu yang takut terjadi sesuatu pada anaknya. Beberapa menit kemudian, ketika ”Jingle” sebuah iklan muncul di TV, tiba-tiba ia menghentikan kegiatannya dan berlari ke arah TV serta mendengarkan dengan seksama ”jingle iklan” tersebut. Sesaat iklan tersebut berakhir, ia kembali berlari-lari dengan tangan yang berkali-kali dihentakkan ke bawah disertai kata-kata/ suara yang hanya ia sendiri dapat mengerti.
Dalam beberapa tahun terakhir ini para psikolog perkembangan semakin banyak mendapat rujukan dari dokter anak untuk mengkonsultasikan anak-anak usia 2 – 4 tahun dengan gejala-gejala seperti ilustrasi di atas. Authisme, merupakan salah satu gangguan perkembangan yang semakin meningkat saat ini, menimbulkan kecemasan yang dalam bagi para orangtua.
Jumlah penderita authisme meningkat prevalensinya dari 1 : 5000 anak pada tahun 1943 saat Leo Kanner merperkenalkan istilah authisme menjadi 1 : 100 di tahun 20010 (Nakita, 2002). Kondisi ini menyebabkan banyak orangtua menjadi was-was sehigga sedikit saja anak menunjukkan gejala yang dirasa kurang normal selalu dikatikan dengan gangguan authisme.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuik mencoba lebih menjelaskan apa dan bagaimana gangguan ini, sehingga dapat menghapus kesimpang siuran yang ada yang selama ini sering dijumpai pada para orangtua dan masyarakat tentang gangguan perkembangan authisme.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah berikut:
  1. Sejauhmana pengaruh authisme dalam kegiatan belajar pada pendidikan Taman Kanak-Kanak
  2. Bagaimana bentuk authisme dalam kegiatan belajar pada pendidikan Taman Kanak-Kanak
  3. Apakah factor penyebab authisme dalam kegiatan belajr pada pendidikan Taman Kanak-Kanak
Adapun masalah yang akan di bahas dalam karya tulis ini dirumuskan sebagai berikut “Sejauhmana pengaruh authisme dalam kegiatan belajar pada pendidikan Taman Kanak-Kanak”.
C.    Tujuan Penulisan
Pada umumnya suatu penelitian mempunai tujuan yang merupakan sasaran pokoknya sesuai dengan apa yang diinginkan, berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penelitian penulis adalah:
  1. Untuk memperoleh data yang kongkrit yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi orangtua maupun guru
  2. Untuk mengetahui bagaimana …..read more

PEMBAHASAN

A.    Kriteria Diagnostic Gangguan Authisme
Pada dasarnya gangguan authisme tergolong dalam gangguan perkembangan pervasive, namun bukan satu-satunya golongan yang termasuk dalam gangguan perkembangan pervasive (Pervasive Developmental Disorder) menurut DSM IV (1995). Di dalam gangguan perkembanganf pervasive meski sama-sama ditandai dengan gangguan dalam beberapa area perkembangan seperti kemampuan interaksi social, komunikasi serta munculnya perilaku stereotype, namun terdapat beberapa perbedaanantara golongan gangguan autistik (Autistic Disorder) dengan gangguan Rett (Rett’s Disorder), gangguan disintegatif masa anak (Childhood Disintegrative Disorder) dan gangguan Asperger (Asperger’s Disorder).
Gangguan autistic berbeda dengan gangguan Rett dalam rasion jenis kelamin penderita dan pola berkembangnya hambatan. Gangguan Rett hanya dijumpai pada wanita sementara gangguan Agutistik lebih banyak dijumpai pada pria dibanding wanita dengan ration 5 : 1. selanjutnya pada sindroma Rett dijumpai pola perrkembangan gangguan yang disebabkan perlambatan pertumbuhan kepada (Head Growth Deceleration), hilangnya kemampuan keterampilan tangan dan munculnya hambatan koordinasi gerak. Pada masa prasekolah, sama seperti penderita autitik, anak dengan gangguane Rett mengalami kesulitan dalam interaksi sosialnya. Selain itu gangguan Autistik berbeda dari Gangguan Disintegratif masa anak, khususnya dalam pola kemunduran perkembangan. Pada gangguan disintegratif, kemunduran (regresi) terjadi setelah perkembangan yang normal selama minimal 2 tahun sementara  pada gangguan autitik abnormalitas sudah muncul sejak tahun pertama kelahiran. Selanjutnya, gangguan autitik dapat dibedakan dengan gangguan.Asperger karena pada penderita asperger tidak terjadi keterlambatan bicara.
a.       Selain karena kemampuan komunikasi mereka yang cukup normal juga disertai dengan …..read more

ANALISIS
Berdasarkan uraian di atas, dapat disumpulkan bahwa authisme merupakan gangguan perkembangan masa anakf yang jumlahnya semakin meningkat saat ini. Namun hal ini tidak berarti anak yang menderita gangguan perkembanagan lainnya seperti lambat bicara, sangat aktif dan kurang konsentrasi selalu menderita authisme. Diperlukan ketelitian dalam …..read more
========================================================
www.kampussaya.com